Makna Sejarah Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) 2017 Yang wajib Kita Ketahui - Belajar Pajak | Sejarah dan Sosial Budaya

Belajar Pajak | Sejarah dan Sosial Budaya

Situs Personal Berbagi Ilmu Pajak dan Sejarah Indonesia


Artikel Makna Sejarah Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) 2017 ini khusus disajikan untuk kita, tapi sebelum membahasnya, perhatikan bahwa : Semboyan Indonesia gemah ripah lojinawi bukan sekedar gurauan palsu. Memang benar Indonesia pernah menemui masa kejayaan di jaman kerajaan2 dahulu. Indonesia ini negara dengan sumber alam yg kaya tapi belum dimanfaatkan untuk pembangunan yang sebenarnya. Coba kita bayangkan bila Berikan otonomi seluas luasnya tiap daerah untuk mengatur dan mengelola sumberdaya sendiri. untuk yg tidak mau sekolah atau yg tidak menyekolahkan anaknya wajib dihukum seberat beratnya. Maka Indonesia akan cepat berkembang. Sebelum membahas Makna Sejarah Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) 2017, Ingatlah bila Itu semua akan terlaksana bila kita membayar pajak dengan bagus.

Makna Sejarah Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) 2017


Hari Pendidikan Nasional

Setiap Tanggal 2 Mei Bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional atau disingkat HARDIKNAS, hari ini bertepatan dengan kelahiran sosok pejuang bangsa yaitu Bapak Ki Hadjar Dewantara yang tidak kenal lelah memperjuangkan nasib rakyat pribumi supaya Bisa memperoleh pendidikan yang layak.

di saat itu saat masa penjajahan pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia, terdapat Fenomena bahwa hanya mereka keturunan Belanda dan orang-orang kaya aja yang Bisa memperoleh pendidikan, sedangkan rakyat pribumi sengaja dibiarkan buta huruf dan tidak Bisa mengenal pendidikan.

Coba kita bayangkan bila pendidikan tidak diperjuangkan saat itu maka sudah Bisa dipastikan Indonesia tidak mungkin Bisa maju dan berkembang perekonomiannya seperti yang kita rasakan saat ini.

Makna Sejarah Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) 2017


Sejarah Hari Pendidikan Nasional

Pahlawan yang memperjuangkan pendidikan nasional yaitu Ki Hadjar Dewantara lahir di Yogyakarta di Tanggal 2 Mei 1889 dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berasal dari keturunan keraton Yogyakarta.

Beliau mengecam pendidikan di Sekolah Dasar ELS, dan melanjutkan ke sekolah Belanda yang bernama STOVIA atau Sekolah Dokter Bumiputera namun tidak hingga lulus dikarenakan sakit.

Jenjang karir Beliau pernah bekerja sebagai wartawan di beberapa tempat yaitu Midden Java, Sedyotomo, Oetoesan Hindia,  De Express, Kaoem Moeda,  Tjahaja Timoer dan Poesara.

di saat Kabinet pertama Republik Indonesia, Beliau diangkat menjadi Menteri Pendidikan dan mendapat anugerah gelar Doktor kehormatan Doctor Honoris Causa, Dr.H.C.  dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta di Tahun 1957.

Salah satu Filosofi dan hasil karya Beliau seperti kutipan kalimat �Tut Wuri Hadayani� yang mempunyai arti �di Belakang membagikan Dorongan� makna dari kalimat ini dijadikan motto dan slogan pendidikan serta menjadi landasan dalam rangka memajukan pendidikan di tanah air.

Beliau wafat di usia 70 tahun di Tanggal 26 April 1959, berkat usaha kerja keras dan jasanya dalam rangka merintis pendidikan di tanah air, Beliau dinobatkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia atas dasar Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959 di Tanggal 28 November 1959, dan hari kelahiran Beliau ditetapkan dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional Indonesia.


Makna Hari Pendidikan Nasional

Dengan adanya kemudahan dalam menempuh jenjang pendidikan saat ini diharapkan untuk generasi muda, siswa dan pelajar Bisa memanfaatkannya untuk menimba ilmu yang setinggi-tingginya.

Seperti kutipan dalam kalimat kiasan �Tuntutlah Ilmu dari Buaian hingga ke Liang Lahat� atau �Tuntutlah Ilmu hingga ke Negeri Cina� Bisa kita resapi sebagai : Menuntut ilmu itu tidak mengenal adanya batasan umur dan usia, serta tempat.

Ilmu merupakan jendela dunia, tingkatkan budaya membaca buku yang bermanfaat, untuk kita yang mempunyai keahlian, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi maka kita akan Bisa menguasai dunia dalam genggaman kita.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa saat ini biaya pendidikan untuk sekolah dasar, menengah dan atas, apalagi terutama untuk perguruan tinggi terasa begitu tinggi dan sangat memberatkan sebagian besar warga Indonesia.

Diharapkan pemerintah kita yang berkuasa saat ini membagikan porsi tunjangan APBN yang lebih besar serta pengawasan yang ketat terhadap penyerapan anggaran sektor pendidikan di Indonesia, demi untuk melonjakkan martabat dan kemakmuran untuk segenap warga negara.

Selain itu yang wajib dipertimbangkan yaitu nasib dan kesejahteraan para pengajar atau guru, sehingga mereka Bisa lebih optimal dalam membagikan sumbangsih terhadap kemajuan pendidikan, serta pembangunan sarana sekolah baru yang memadai hingga ke pelosok tanah air kita.

Disamping peran guru, peran orang tua juga sangat besar pengaruhnya terhadap dunia pendidikan, dimana mereka Bisa membagikan suri tauladan dan contoh prilaku yang bagus mengenai norma dan pendidikan dasar.

Untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional ini biasanya para pelajar atau siswa mengadakan apel bersama untuk mengenang jasa para pahlawan yang sangat berjasa dalam dunia pendidikan, setelah acara tersebut selesai biasanya ada beberapa sekolah atau instansi yang mengadakan lomba pidato mengenai peran penting pendidikan nasional di Indonesia.

Dengan memperingati Hari Pendidikan Nasional setiap Tanggal 2 mei ini diharapkan Bisa membagikan makna tersendiri yang mendalam terhadap kemajuan pendidikan bagus Formal ataupun Informal di Indonesia.

Makna Sejarah Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) 2017 Yang wajib Kita Ketahui


Artikel Makna Sejarah Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) 2017 ini khusus disajikan untuk kita, tapi sebelum membahasnya, perhatikan bahwa : Semboyan Indonesia gemah ripah lojinawi bukan sekedar gurauan palsu. Memang benar Indonesia pernah menemui masa kejayaan di jaman kerajaan2 dahulu. Indonesia ini negara dengan sumber alam yg kaya tapi belum dimanfaatkan untuk pembangunan yang sebenarnya. Coba kita bayangkan bila Berikan otonomi seluas luasnya tiap daerah untuk mengatur dan mengelola sumberdaya sendiri. untuk yg tidak mau sekolah atau yg tidak menyekolahkan anaknya wajib dihukum seberat beratnya. Maka Indonesia akan cepat berkembang. Sebelum membahas Makna Sejarah Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) 2017, Ingatlah bila Itu semua akan terlaksana bila kita membayar pajak dengan bagus.

Makna Sejarah Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) 2017


Hari Pendidikan Nasional

Setiap Tanggal 2 Mei Bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional atau disingkat HARDIKNAS, hari ini bertepatan dengan kelahiran sosok pejuang bangsa yaitu Bapak Ki Hadjar Dewantara yang tidak kenal lelah memperjuangkan nasib rakyat pribumi supaya Bisa memperoleh pendidikan yang layak.

di saat itu saat masa penjajahan pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia, terdapat Fenomena bahwa hanya mereka keturunan Belanda dan orang-orang kaya aja yang Bisa memperoleh pendidikan, sedangkan rakyat pribumi sengaja dibiarkan buta huruf dan tidak Bisa mengenal pendidikan.

Coba kita bayangkan bila pendidikan tidak diperjuangkan saat itu maka sudah Bisa dipastikan Indonesia tidak mungkin Bisa maju dan berkembang perekonomiannya seperti yang kita rasakan saat ini.

Makna Sejarah Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) 2017


Sejarah Hari Pendidikan Nasional

Pahlawan yang memperjuangkan pendidikan nasional yaitu Ki Hadjar Dewantara lahir di Yogyakarta di Tanggal 2 Mei 1889 dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berasal dari keturunan keraton Yogyakarta.

Beliau mengecam pendidikan di Sekolah Dasar ELS, dan melanjutkan ke sekolah Belanda yang bernama STOVIA atau Sekolah Dokter Bumiputera namun tidak hingga lulus dikarenakan sakit.

Jenjang karir Beliau pernah bekerja sebagai wartawan di beberapa tempat yaitu Midden Java, Sedyotomo, Oetoesan Hindia,  De Express, Kaoem Moeda,  Tjahaja Timoer dan Poesara.

di saat Kabinet pertama Republik Indonesia, Beliau diangkat menjadi Menteri Pendidikan dan mendapat anugerah gelar Doktor kehormatan Doctor Honoris Causa, Dr.H.C.  dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta di Tahun 1957.

Salah satu Filosofi dan hasil karya Beliau seperti kutipan kalimat �Tut Wuri Hadayani� yang mempunyai arti �di Belakang membagikan Dorongan� makna dari kalimat ini dijadikan motto dan slogan pendidikan serta menjadi landasan dalam rangka memajukan pendidikan di tanah air.

Beliau wafat di usia 70 tahun di Tanggal 26 April 1959, berkat usaha kerja keras dan jasanya dalam rangka merintis pendidikan di tanah air, Beliau dinobatkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia atas dasar Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959 di Tanggal 28 November 1959, dan hari kelahiran Beliau ditetapkan dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional Indonesia.


Makna Hari Pendidikan Nasional

Dengan adanya kemudahan dalam menempuh jenjang pendidikan saat ini diharapkan untuk generasi muda, siswa dan pelajar Bisa memanfaatkannya untuk menimba ilmu yang setinggi-tingginya.

Seperti kutipan dalam kalimat kiasan �Tuntutlah Ilmu dari Buaian hingga ke Liang Lahat� atau �Tuntutlah Ilmu hingga ke Negeri Cina� Bisa kita resapi sebagai : Menuntut ilmu itu tidak mengenal adanya batasan umur dan usia, serta tempat.

Ilmu merupakan jendela dunia, tingkatkan budaya membaca buku yang bermanfaat, untuk kita yang mempunyai keahlian, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi maka kita akan Bisa menguasai dunia dalam genggaman kita.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa saat ini biaya pendidikan untuk sekolah dasar, menengah dan atas, apalagi terutama untuk perguruan tinggi terasa begitu tinggi dan sangat memberatkan sebagian besar warga Indonesia.

Diharapkan pemerintah kita yang berkuasa saat ini membagikan porsi tunjangan APBN yang lebih besar serta pengawasan yang ketat terhadap penyerapan anggaran sektor pendidikan di Indonesia, demi untuk melonjakkan martabat dan kemakmuran untuk segenap warga negara.

Selain itu yang wajib dipertimbangkan yaitu nasib dan kesejahteraan para pengajar atau guru, sehingga mereka Bisa lebih optimal dalam membagikan sumbangsih terhadap kemajuan pendidikan, serta pembangunan sarana sekolah baru yang memadai hingga ke pelosok tanah air kita.

Disamping peran guru, peran orang tua juga sangat besar pengaruhnya terhadap dunia pendidikan, dimana mereka Bisa membagikan suri tauladan dan contoh prilaku yang bagus mengenai norma dan pendidikan dasar.

Untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional ini biasanya para pelajar atau siswa mengadakan apel bersama untuk mengenang jasa para pahlawan yang sangat berjasa dalam dunia pendidikan, setelah acara tersebut selesai biasanya ada beberapa sekolah atau instansi yang mengadakan lomba pidato mengenai peran penting pendidikan nasional di Indonesia.

Dengan memperingati Hari Pendidikan Nasional setiap Tanggal 2 mei ini diharapkan Bisa membagikan makna tersendiri yang mendalam terhadap kemajuan pendidikan bagus Formal ataupun Informal di Indonesia.

Load Comments

Subscribe Our Newsletter

Notifications

Disqus Logo