PIDATO BUNG KARNO (TAHUN “VIVERE PERICOLOSO”–17 Agustus 1964)
Bung Karno menerjelaskan di rakyat mengenai Hukum-Hukum Revolusi. Inilah pemimpin otentik, bukan jenis pemimpin yang nggak mutu dan suka curhat.
Apa hukum-hukum Revolusi itu? Hukum-hukum Revolusi itu, kecuali garis-besar romantika, dinamika, dialektika yang sudah kupaparkan tadi, di pokoknya yaitu :
Pertama, Revolusi mesti punya kawan dan punya lawan, dan kekuatan-kekuatan Revolusi wajib tah u siapa lawan dan siapa kawan; maka wajib ditarik garis pemisah yang terang dan wajib diambil sikap yang tepat terhadap kawan dan terhadap lawan Revolusi;
Kedua, Revolusi yang benar-benar Revolusi bukanlah “revolusi istana” atau “revolusi pemimpin”, melainkan Revolusi Rakyat; oleh sebab itu, maka Revolusi tak akan boleh “main atas” aja, akan tetapi wajib dijalankan dari atas dan dari bawah;
Ketiga, Revolusi yaitu simfoninya destruksi dan konstruksi, simfoninya penjebolan dan pembangunan, Sebab destruksi atau penjebolan aja tanpa konstruksi atau pembangunan yaitu sama dengan anarki, dan sebaliknya; konstruksi atau pembangunan aja tanpa destruksi atau penjebolan berarti kompromi, reformisme;
Keempat, Revolusi selalu punya tahap-tahapnya; dalam hal Revolusi kita : tahap nasional-demokratis dan tahap Sosialis, tahap yang pertama meretas jalan buat yang kedua, tahap yang pertama wajib dirampungkan dulu, akan tetapi sesudah rampung wajib ditingkatkan kepada tahap yang kedua; - inilah dialektik Revolusi;
Kelima, Revolusi wajib punya Program yang jelas dan tepat, seperti dalam Manipol kita merumuskan dengan jelas dan tepat : (A) Dasar/Tujuan dan Kewajiban-kewajiban Revolusi Indonesia; (B) Kekuatan-kekuatan Revolusi Indonesia; (C) Sifat Revolusi Indonesia; (D) Hari-depan Revolusi Indonesia dan (E) Musuh-musuh Revolusi Indonesia. Dan seluruh kebijaksanaan Revolusi wajib setia kepada Program itu;
Keenam, Revolusi wajib punya soko-guru yang tepat dan punya pimpinan yang tepat, yang berpandangan jauh kemuka, yang konsekwen, yang sanggup melaksanakan tugas-tugas Revolusi hingga di akhirnya, dan Revolusi juga wajib punya kader-kadernya yang tepat pengertiannya dan tinggi semangatnya.
Apa hukum-hukum Revolusi itu? Hukum-hukum Revolusi itu, kecuali garis-besar romantika, dinamika, dialektika yang sudah kupaparkan tadi, di pokoknya yaitu :
Pertama, Revolusi mesti punya kawan dan punya lawan, dan kekuatan-kekuatan Revolusi wajib tah u siapa lawan dan siapa kawan; maka wajib ditarik garis pemisah yang terang dan wajib diambil sikap yang tepat terhadap kawan dan terhadap lawan Revolusi;
Kedua, Revolusi yang benar-benar Revolusi bukanlah “revolusi istana” atau “revolusi pemimpin”, melainkan Revolusi Rakyat; oleh sebab itu, maka Revolusi tak akan boleh “main atas” aja, akan tetapi wajib dijalankan dari atas dan dari bawah;
Ketiga, Revolusi yaitu simfoninya destruksi dan konstruksi, simfoninya penjebolan dan pembangunan, Sebab destruksi atau penjebolan aja tanpa konstruksi atau pembangunan yaitu sama dengan anarki, dan sebaliknya; konstruksi atau pembangunan aja tanpa destruksi atau penjebolan berarti kompromi, reformisme;
Keempat, Revolusi selalu punya tahap-tahapnya; dalam hal Revolusi kita : tahap nasional-demokratis dan tahap Sosialis, tahap yang pertama meretas jalan buat yang kedua, tahap yang pertama wajib dirampungkan dulu, akan tetapi sesudah rampung wajib ditingkatkan kepada tahap yang kedua; - inilah dialektik Revolusi;
Kelima, Revolusi wajib punya Program yang jelas dan tepat, seperti dalam Manipol kita merumuskan dengan jelas dan tepat : (A) Dasar/Tujuan dan Kewajiban-kewajiban Revolusi Indonesia; (B) Kekuatan-kekuatan Revolusi Indonesia; (C) Sifat Revolusi Indonesia; (D) Hari-depan Revolusi Indonesia dan (E) Musuh-musuh Revolusi Indonesia. Dan seluruh kebijaksanaan Revolusi wajib setia kepada Program itu;
Keenam, Revolusi wajib punya soko-guru yang tepat dan punya pimpinan yang tepat, yang berpandangan jauh kemuka, yang konsekwen, yang sanggup melaksanakan tugas-tugas Revolusi hingga di akhirnya, dan Revolusi juga wajib punya kader-kadernya yang tepat pengertiannya dan tinggi semangatnya.