Kebudayaan Daerah Dan Kebudayaan Nasional Yang wajib Kita Tau - Belajar Pajak | Sejarah dan Sosial Budaya

Belajar Pajak | Sejarah dan Sosial Budaya

Situs Personal Berbagi Ilmu Pajak dan Sejarah Indonesia

tak akan di pungkiri kenyataanya ilmu itu luas sebelum membahas mengenai Kebudayaan Daerah Dan Kebudayaan Nasional ini, ternyata kita butuh mempelajari sesuatu Sebab dalam kehidupan kita sehari-hari kita butuh kemampuan banyak hal yang belum tentu kita ketahui bagaimana caranya. Misalnya, supaya Bisa di keahlian tertentu yang kita harapkan, maka kita wajib mengikuti pelatihan yang memang membagikan ilmu yang kita butuhkan. Sebelum membahas mengenai Kebudayaan Daerah Dan Kebudayaan Nasional, Sekarang, Bisa disimpulkan bila hanya dengan belajar kita Bisa mengatasi masalah yang kita hadapi setiap hari. Kita membaca, akan mengubah diri kita, dari belum memahami, atau belum menguasai hal tertentu, menjadi kebalikannya dan membuat kita semakin mempunyai kemampuan.

Kebudayaan Daerah Dan Kebudayaan Nasional

Kebudayaan daerah diartikan sebagai kebudayaan yang khas yang terdapat di wilayah tersebut. Kebudayaan daerah di Indonesia di Indonesia sangatlah beragam. Menurut Koentjaraningrat kebudayaan daerah sama dengan konsep suku bangsa. Suatu kebudayaan tak akan terlepas dari pola kegiatan masyarakat. Keragaman budaya daerah bergantung di faktor geografis. Semakin besar wilayahnya, maka makin komplek perbedaan kebudayaan satu dengan yang lain. bila kita melihat dari ujung pulau Sumatera hingga ke pulau Irian tercatat sekitar 300 suku bangsa dengan bahasa, adat-istiadat, dan agama yang berbeda.

Konsep Suku Bangsa / Kebudayaan Daerah. Tiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat yang Bisa berwujud sebagai komunitas desa, sebagai kota, sebagai kelompok kekerabatan, atau kelompok adat yang lain, Bisa menampilkan suatu corak khas yang terutama terlihat orang luar yang bukan warga masyarakat bersangkutan. Sebaliknya, terhadap kebudayaan tetangganya, ia Bisa melihat corak khasnya, terutama unsur-unsur yang berbeda menyolok dengan kebudayaannya sendiri. Pola khas tersebut berupa wujud sistem sosial dan sistem kebendaan. Pola khas dari suatu kebudayaan Bisa tampil Sebab kebudayaan itu menghasilkan suatu unsur yang kecil berupa berupa suatu unsur kebudayaan fisik dengan bentuk yang tertentu yang tak akan terdapat di kebudayaan lain.

Indonesia mempunyai banyak suku bangsa dengan perbedaan-perbedaan kebudayaan, yang tercermin di pola dan gaya hidup masing-masing. Menurut Clifford Geertz, di Indonesia terdapat 300 suku bangsa dan memakai kurang lebih 250 bahasa daerah. Akan akan tetapi apabila ditelusuri, maka sesungguhnya berasal dari rumpun bahasa Melayu Austronesia. Kriteria yang menentukan batas-batas dari masyarakat suku bangsa yang menjadi inti dan lokasi nyata suatu uraian mengenai kebudayaan daerah atau suku bangsa (etnografi) merupakan sebagai berikut:

· Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh satu desa atau lebih.

· Kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh identitas penduduk sendiri.

· Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh wilayah geografis (wilayah dengan cara fisik)

· Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kesatuan ekologis.

· Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang mempunyai pengalaman sejarah yang sama.

· Kesatuan penduduk yang interaksi di antara mereka sangat dalam.

· Kesatuan masyarakat dengan sistem sosial yang seragam.

Perbedaan-perbedaan ini menimbulkan berbagai kebudayaan daerah yang berlainan, terutama yang berkaitan dengan pola kegiatan ekonomi mereka dan perwujudan kebudayaan yang dihasilkan untuk mendukung kegiatan ekonomi tersebut (cultural activities), misalnya nelayan, pertanian, perdagangan, dan lain-lain. Pulau yang terdiri dari daerah pegunungan dan daerah dataran rendah yang dipisahkan oleh Bahari dan selat, akan menyebabkan terisolasinya masyarakat yang ada di wilayah tersebut. Akhirnya mereka akan mengembangkan corak kebudayaan yang khas dan cocok dengan lingkungan geografis setempat.

Dari pola kegiatan ekonomi kebudayaan daerah dikelompokan beberapa macam.

· Kebudayaan Pemburu dan Peramu

Kelompok kebudayaan pemburu dan peramu ini di masa sekarang hampir tak akan ada. Kelompok ini sekarang tinggal di daerah-daerah terpencil aja.

· Kebudayaan Peternak

Kelompok kebudayaan peternak/kebudayaan berpindah-pindah banyak dijumpai di daerah padang rumput.

· Kebudayaan Peladang

Kelompok kebudayaan peladang ini hidup di daerah hutan rimba. Mereka menebang pohon-pohon, membakar ranting, daun-daun dan dahan yang ditebang. Setelah bersih lalu ditanami berbagai macam tanaman pangan. Setelah dua atua tiga kali ditanami, setelah itu ditinggalkan untuk membuka ladang baru di daerah lain.

· Kebudayaan Nelayan

Kelompok kebudayaan nelayan ini hidup di sepanjang pantai. Desa-desa nelayan umumnya terdapat di daerah muara sungai atau teluk. Kebudayaan nelayan ditandai kemampuan teknologi pembuatan kapal, pengetahuan Tips-Tips berlayar di Bahari, pembagian kerja nelayan Bahari.

· Kebudayaan Petani Pedesaan

Kelompok kebudayaan petani pedesaan ini menduduki bagian terbesar di dunia. Masyarakat petani ini merupakan kesatuan ekonomi, sosial budaya dan administratif yang besar. Sikap hidup gotong royong mewarnai kebudayaan petani pedesaan.

Erat hubungan antara kebudayaan dengan masyarakat dinyatakan dalam kalimat, “masyarakat merupakan orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan, sehingga tak akan ada masyarakat yang tak akan menghasilkan kebudayaan. Sebaliknya tak akan ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya”. Dalam pengertian kebudayaan daerah sangatlah sulit, Sebab mencakup lingkup waktu dan lingkup daerah geografisnya. Dalam lingkup waktu dan daerah diartikan sebagai kebudayaan yang belum Bisa pengaruh asing dari manapun, bagus Hindu-Budha, Islam dan Barat. Kebudayaan asli Indonesia menurut Van Leur ada 10 macam kebudayaan asli:

· Kemampuan Berlayar

Menurut teori di umumnya, bangsa Indonesia berasal dari Vietnam sebagai daerah kedua, sebelumnya dari tiongkok selatan penyebarannya tentulah mepergunakan tata pelayaran. Daerah yang dijelajahinya hingga di Madagaskar. Sangat mungkin untuk jarak dekat dilakukan dengan memakai rakit sederhana, sedangkan jarak jauh memakai Bahtera yang bercadik. Cadik (outriggers) dibuat dari kayu (bamboo) dipasang kiri kanan Bahtera, fungsinya mengurangi olengan di Bahari, inilah salah satu ciri budaya orang-orang yang berbahasa Austronesia.

· Kepandaian Bersawah

Budaya bersawah telah dikenal sejak zaman neolitikom. setelah itu di perbaharui dengan kebudayaan perungu, sehingga pengolahan sawah lebih intesif.

· Astronomi

Pengetahuan perbintangan (astronomi) dengan cara sederhana telah dikenal dalam hubungannya untuk pelayaran demi mengenal arah,atau pun untuk pertanian. Untuk pelayaran dipergunakan Gubug Penceng (Zuider Kruis) guna tahu arah selatan, sedangkan untuk pertanian di kenal Bintang Waluku (Grote Beer) yang bila sudah tampak waktu tertentu berarti dimulaiinya menjalankan cocok tanam di sawah.

· Mengatur Masyarakat

Adanya pimpinan terpilih dari masyarakat (primus inter pares). Orang mempunyai kemampuan paling bagus diantara masyarakat yang ada.

· Sistem Macapat

Macapat berarti Tips yang didasarkan di jumlah empat dalam pengaturan masyarakat. Pemimpin berada ditengah antara Barat, Timur, Selatan, dan Utara. di masa sekarang dikonsepkan sebagai alun-alun yang terdapat semua daearah.

· Wayang

Wayang di mulanya merupakan sarana untuk upacara kepercayaan. Nenek moyang yang telah meninggal dibuatkan arca perwujudan. Boneka perwujudan dimainkan dengan iringan cerita dan nasehat.

· Gamelan

Gamelan merupakan perlengkapan peralatan dalam upacara adat.

· Batik

Seni batik dibuat di kain putih dengan mempergunakan canting sebagai alat tulisnya, sehingga diperoleh batik tulis. Kebudayaan batik terdapat di semua daerah dengan motif berbeda.

· Seni Logam

Kerajinan logam sejalan dengan budaya batik dan budaya gamelan sebagai sarana dua macam sarana tersebut.

· Perdagangan

Perdagangan di daerah-daerah kebudayaan dengan pola sama yaitu sistem barter.

di garis besarnya sistem kekerabatan dalam masyarakat suku-suku bangsa Indonesia memakai sistem kekerabatan bilateral, yaitu sistem kekerabatan yang mendasarkan garis keturunan dari ayah dan garis ibu dengan cara berimbang. Anak-anak yang lahir Bisa masuk ke dalam kerabat ayahnya dan kerabat ibunya dengan cara bersama-sama. Sistem inilah yang banyak berlaku di kebudayaan daerah di Indonesia. Sebagian kecil kebudayaan daerah dalam sistem kekerabatan unilateral matrilineal, yaitu sistem kekerabatan yang hanya berdasarkan garis ibu aja (contoh masyarakat Minangkabau). Kebudayaan daerah lainnya memakai sistem kekerabatan unilareal patrineal, yaitu sistem kekerabatan yang berdasarkan garis ayah aja.

Dari uraian diatas kebudayaan daerah dengan cara pengertian tak akan akan terlepas dari keragaman suku bangsa yang ada. akan tetapi dari berbagai corak kebudayaan tersebut, terdapat persamaan yang Fundamental. Yaitu mengenai mengenai upacara keagamaan semua suku bangsa, mementingkan upacara-upacara adat yang bersifat religi. Suku bangsa tersebut lebuh suka unsur mistik daripada berusaha dalam mencapai tujuan materiil mereka. Hal yang berhubungan dengan unsur mistik dianut oleh semua kebudayaan daerah yang ada di Indonesia.

Masih percaya di takhayul. Dulu dan sekarang masyarakat daerah di Indonesia percaya kepada batu, gunung, pantai, sungai, pohon, patung, keris, pedang, dan lainnya, mempunyai kekuatan gaib. Semua itu dianggap keramat dan manusia wajib mengatur hubungan dengan bagus dengan memberi sesaji, membaca do’a dan memperlakukannya dengan istimewa. Manusia Indonesia sering kali menghitung hari bagus, bulan bagus, hari naas, dan bulan naas, mereka juga percaya akan adanya segala macam hantu, jurig, genderowo, makhluk halus, kuntilanak, dan lain-lain. Likantropi, kepercayaan bahwa manusia Bisa mejelma menjadi binatang tertentu menyebar di nusantara.

Kebudayaan Nasional. Menurut Sudut Pandang Ki Hajar Dewantara mengenai kebudayaan nasional yang katanya “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Faham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, bahasa nasional. Sebelum Sumpah Pemuda (1928), Indonesia terdiri dari macam-macam “bangsa” yang sebenarnya hanya ditingkat suku bangsa. Setelah itu dengan cara berangsur makin kuat rasa kebangsaan Indonesia (Indonesia Raya), sehingga waktu Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945), sudah dinyatakan bahwa proklamasi tersebut dilakukan atas nama bangsa Indonesia oleh Soekarno-Hatta.

Koentjaraningrat menyebutkannya “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal Bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”.pengertian yang dimaksudkan itu sebenarnya lebih berarti, bahwa puncak-puncak kebudayaan daerah atau kebudayaan suku bangsa yang bermutu tinggi dan menimbulkan rasa bangga untuk orang Indonesia bila ditampilkan untuk mewakili negara (nation). Misalnya: tari Bali, di samping orang Indonesia merasa bangga Sebab tari itu dikagumi di negeri, seluruh dunia juga mengetahuinya. Bali itu letaknya di Indonesia jadi kesenian itu dari Indonesia. Dalam hal ini juga berlaku untuk cabang-cabang kesenian lain untuk berbagai suku bangsa di Indonesia.

Dengan beribu-ribu gugus kepulauan, beraneka ragam Hartah serta keunikan kebudayaan, menjadikan masyarakat Indonesia yang hidup diberbagai kepulauan itu mempunyai ciri dan coraknya masing-masing. Hal tersebut membawa karena di adanya perbedaan latar belakang, kebudayaan, corak kehidupan, dan termasuk juga pola pemikiran masyarakatnya. Fenomena ini menyebabkan Indonesia terdiri dari masyarakat yang beragam latar belakang budaya, etnik, agama yang merupakan Hartah budaya nasional dengan Perkataan lain Bisa dikatakan sebagai masyarakat multikultural.

dengan cara fisik penduduk Indonesia dibagi menjadi beberapa golongan :

· Golongan orang Papua Melanosoid. Golongan penduduk ini bermukim di pulau Papua, Kei, dan Aru. Mereka mempunyai ciri fisik seperti rambut keriting, bibir tebal, dan berkulit hitam.

· Golongan orang Mongoloid. Berdiam di sebagian besar kepulauan Indonesia, khususnya di kepulauan Sunda Besar (kawasan Indonesia barat), dengan ciri-ciri rambut ikal dan lurus, muka agak bulat, kulit putih hingga sawo matang.

· Golongan Vedoid, antara lain orang-orang Kubu, Sakai, Mentawai, Enggano, dan Tomura, dengan ciri-ciri fisik bertubuh relatif kecil, kulit sawo matang, dan rambut berombak.

Dari perbedaan golongan tersebut, ada pola sistem yang khas dari bangsa Indonesia. Untuk kebudayaan nasional Bisa dihubungkan dengan kebudayaan timur yang menjadi dasar landasan kebudayaan daerah. Kebudayaan nasional Bisa dilihat dari pola sistem hidup masyarakatnya, seperti sifat keramah-tamahan, kekeluargaan, kerakyatan, kemanusiaan dan gotong royong. Sifat-sifat inilah yang Bisa dilihat dari kebudayaan nasional yang dilihat oleh bangsa lain sebagai ciri kebudayaan Indonesia. Meskipun gotong royong setiap daerah istilahnya berbeda, akan tetapi dengan cara pengertian sama artinya. Bangsa Indonesia mempunyai peribahasa berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, sama rata sama rasa. Ungkapan ini mencerminkan bangsa Indonesia sejak dulu menjunjung tinggi kebersamaan dalam melaksanakan pekerjaan, dan menikmati hasilnya

Kebudayaan Daerah Dan Kebudayaan Nasional Yang wajib Kita Tau

tak akan di pungkiri kenyataanya ilmu itu luas sebelum membahas mengenai Kebudayaan Daerah Dan Kebudayaan Nasional ini, ternyata kita butuh mempelajari sesuatu Sebab dalam kehidupan kita sehari-hari kita butuh kemampuan banyak hal yang belum tentu kita ketahui bagaimana caranya. Misalnya, supaya Bisa di keahlian tertentu yang kita harapkan, maka kita wajib mengikuti pelatihan yang memang membagikan ilmu yang kita butuhkan. Sebelum membahas mengenai Kebudayaan Daerah Dan Kebudayaan Nasional, Sekarang, Bisa disimpulkan bila hanya dengan belajar kita Bisa mengatasi masalah yang kita hadapi setiap hari. Kita membaca, akan mengubah diri kita, dari belum memahami, atau belum menguasai hal tertentu, menjadi kebalikannya dan membuat kita semakin mempunyai kemampuan.

Kebudayaan Daerah Dan Kebudayaan Nasional

Kebudayaan daerah diartikan sebagai kebudayaan yang khas yang terdapat di wilayah tersebut. Kebudayaan daerah di Indonesia di Indonesia sangatlah beragam. Menurut Koentjaraningrat kebudayaan daerah sama dengan konsep suku bangsa. Suatu kebudayaan tak akan terlepas dari pola kegiatan masyarakat. Keragaman budaya daerah bergantung di faktor geografis. Semakin besar wilayahnya, maka makin komplek perbedaan kebudayaan satu dengan yang lain. bila kita melihat dari ujung pulau Sumatera hingga ke pulau Irian tercatat sekitar 300 suku bangsa dengan bahasa, adat-istiadat, dan agama yang berbeda.

Konsep Suku Bangsa / Kebudayaan Daerah. Tiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat yang Bisa berwujud sebagai komunitas desa, sebagai kota, sebagai kelompok kekerabatan, atau kelompok adat yang lain, Bisa menampilkan suatu corak khas yang terutama terlihat orang luar yang bukan warga masyarakat bersangkutan. Sebaliknya, terhadap kebudayaan tetangganya, ia Bisa melihat corak khasnya, terutama unsur-unsur yang berbeda menyolok dengan kebudayaannya sendiri. Pola khas tersebut berupa wujud sistem sosial dan sistem kebendaan. Pola khas dari suatu kebudayaan Bisa tampil Sebab kebudayaan itu menghasilkan suatu unsur yang kecil berupa berupa suatu unsur kebudayaan fisik dengan bentuk yang tertentu yang tak akan terdapat di kebudayaan lain.

Indonesia mempunyai banyak suku bangsa dengan perbedaan-perbedaan kebudayaan, yang tercermin di pola dan gaya hidup masing-masing. Menurut Clifford Geertz, di Indonesia terdapat 300 suku bangsa dan memakai kurang lebih 250 bahasa daerah. Akan akan tetapi apabila ditelusuri, maka sesungguhnya berasal dari rumpun bahasa Melayu Austronesia. Kriteria yang menentukan batas-batas dari masyarakat suku bangsa yang menjadi inti dan lokasi nyata suatu uraian mengenai kebudayaan daerah atau suku bangsa (etnografi) merupakan sebagai berikut:

· Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh satu desa atau lebih.

· Kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh identitas penduduk sendiri.

· Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh wilayah geografis (wilayah dengan cara fisik)

· Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kesatuan ekologis.

· Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang mempunyai pengalaman sejarah yang sama.

· Kesatuan penduduk yang interaksi di antara mereka sangat dalam.

· Kesatuan masyarakat dengan sistem sosial yang seragam.

Perbedaan-perbedaan ini menimbulkan berbagai kebudayaan daerah yang berlainan, terutama yang berkaitan dengan pola kegiatan ekonomi mereka dan perwujudan kebudayaan yang dihasilkan untuk mendukung kegiatan ekonomi tersebut (cultural activities), misalnya nelayan, pertanian, perdagangan, dan lain-lain. Pulau yang terdiri dari daerah pegunungan dan daerah dataran rendah yang dipisahkan oleh Bahari dan selat, akan menyebabkan terisolasinya masyarakat yang ada di wilayah tersebut. Akhirnya mereka akan mengembangkan corak kebudayaan yang khas dan cocok dengan lingkungan geografis setempat.

Dari pola kegiatan ekonomi kebudayaan daerah dikelompokan beberapa macam.

· Kebudayaan Pemburu dan Peramu

Kelompok kebudayaan pemburu dan peramu ini di masa sekarang hampir tak akan ada. Kelompok ini sekarang tinggal di daerah-daerah terpencil aja.

· Kebudayaan Peternak

Kelompok kebudayaan peternak/kebudayaan berpindah-pindah banyak dijumpai di daerah padang rumput.

· Kebudayaan Peladang

Kelompok kebudayaan peladang ini hidup di daerah hutan rimba. Mereka menebang pohon-pohon, membakar ranting, daun-daun dan dahan yang ditebang. Setelah bersih lalu ditanami berbagai macam tanaman pangan. Setelah dua atua tiga kali ditanami, setelah itu ditinggalkan untuk membuka ladang baru di daerah lain.

· Kebudayaan Nelayan

Kelompok kebudayaan nelayan ini hidup di sepanjang pantai. Desa-desa nelayan umumnya terdapat di daerah muara sungai atau teluk. Kebudayaan nelayan ditandai kemampuan teknologi pembuatan kapal, pengetahuan Tips-Tips berlayar di Bahari, pembagian kerja nelayan Bahari.

· Kebudayaan Petani Pedesaan

Kelompok kebudayaan petani pedesaan ini menduduki bagian terbesar di dunia. Masyarakat petani ini merupakan kesatuan ekonomi, sosial budaya dan administratif yang besar. Sikap hidup gotong royong mewarnai kebudayaan petani pedesaan.

Erat hubungan antara kebudayaan dengan masyarakat dinyatakan dalam kalimat, “masyarakat merupakan orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan, sehingga tak akan ada masyarakat yang tak akan menghasilkan kebudayaan. Sebaliknya tak akan ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya”. Dalam pengertian kebudayaan daerah sangatlah sulit, Sebab mencakup lingkup waktu dan lingkup daerah geografisnya. Dalam lingkup waktu dan daerah diartikan sebagai kebudayaan yang belum Bisa pengaruh asing dari manapun, bagus Hindu-Budha, Islam dan Barat. Kebudayaan asli Indonesia menurut Van Leur ada 10 macam kebudayaan asli:

· Kemampuan Berlayar

Menurut teori di umumnya, bangsa Indonesia berasal dari Vietnam sebagai daerah kedua, sebelumnya dari tiongkok selatan penyebarannya tentulah mepergunakan tata pelayaran. Daerah yang dijelajahinya hingga di Madagaskar. Sangat mungkin untuk jarak dekat dilakukan dengan memakai rakit sederhana, sedangkan jarak jauh memakai Bahtera yang bercadik. Cadik (outriggers) dibuat dari kayu (bamboo) dipasang kiri kanan Bahtera, fungsinya mengurangi olengan di Bahari, inilah salah satu ciri budaya orang-orang yang berbahasa Austronesia.

· Kepandaian Bersawah

Budaya bersawah telah dikenal sejak zaman neolitikom. setelah itu di perbaharui dengan kebudayaan perungu, sehingga pengolahan sawah lebih intesif.

· Astronomi

Pengetahuan perbintangan (astronomi) dengan cara sederhana telah dikenal dalam hubungannya untuk pelayaran demi mengenal arah,atau pun untuk pertanian. Untuk pelayaran dipergunakan Gubug Penceng (Zuider Kruis) guna tahu arah selatan, sedangkan untuk pertanian di kenal Bintang Waluku (Grote Beer) yang bila sudah tampak waktu tertentu berarti dimulaiinya menjalankan cocok tanam di sawah.

· Mengatur Masyarakat

Adanya pimpinan terpilih dari masyarakat (primus inter pares). Orang mempunyai kemampuan paling bagus diantara masyarakat yang ada.

· Sistem Macapat

Macapat berarti Tips yang didasarkan di jumlah empat dalam pengaturan masyarakat. Pemimpin berada ditengah antara Barat, Timur, Selatan, dan Utara. di masa sekarang dikonsepkan sebagai alun-alun yang terdapat semua daearah.

· Wayang

Wayang di mulanya merupakan sarana untuk upacara kepercayaan. Nenek moyang yang telah meninggal dibuatkan arca perwujudan. Boneka perwujudan dimainkan dengan iringan cerita dan nasehat.

· Gamelan

Gamelan merupakan perlengkapan peralatan dalam upacara adat.

· Batik

Seni batik dibuat di kain putih dengan mempergunakan canting sebagai alat tulisnya, sehingga diperoleh batik tulis. Kebudayaan batik terdapat di semua daerah dengan motif berbeda.

· Seni Logam

Kerajinan logam sejalan dengan budaya batik dan budaya gamelan sebagai sarana dua macam sarana tersebut.

· Perdagangan

Perdagangan di daerah-daerah kebudayaan dengan pola sama yaitu sistem barter.

di garis besarnya sistem kekerabatan dalam masyarakat suku-suku bangsa Indonesia memakai sistem kekerabatan bilateral, yaitu sistem kekerabatan yang mendasarkan garis keturunan dari ayah dan garis ibu dengan cara berimbang. Anak-anak yang lahir Bisa masuk ke dalam kerabat ayahnya dan kerabat ibunya dengan cara bersama-sama. Sistem inilah yang banyak berlaku di kebudayaan daerah di Indonesia. Sebagian kecil kebudayaan daerah dalam sistem kekerabatan unilateral matrilineal, yaitu sistem kekerabatan yang hanya berdasarkan garis ibu aja (contoh masyarakat Minangkabau). Kebudayaan daerah lainnya memakai sistem kekerabatan unilareal patrineal, yaitu sistem kekerabatan yang berdasarkan garis ayah aja.

Dari uraian diatas kebudayaan daerah dengan cara pengertian tak akan akan terlepas dari keragaman suku bangsa yang ada. akan tetapi dari berbagai corak kebudayaan tersebut, terdapat persamaan yang Fundamental. Yaitu mengenai mengenai upacara keagamaan semua suku bangsa, mementingkan upacara-upacara adat yang bersifat religi. Suku bangsa tersebut lebuh suka unsur mistik daripada berusaha dalam mencapai tujuan materiil mereka. Hal yang berhubungan dengan unsur mistik dianut oleh semua kebudayaan daerah yang ada di Indonesia.

Masih percaya di takhayul. Dulu dan sekarang masyarakat daerah di Indonesia percaya kepada batu, gunung, pantai, sungai, pohon, patung, keris, pedang, dan lainnya, mempunyai kekuatan gaib. Semua itu dianggap keramat dan manusia wajib mengatur hubungan dengan bagus dengan memberi sesaji, membaca do’a dan memperlakukannya dengan istimewa. Manusia Indonesia sering kali menghitung hari bagus, bulan bagus, hari naas, dan bulan naas, mereka juga percaya akan adanya segala macam hantu, jurig, genderowo, makhluk halus, kuntilanak, dan lain-lain. Likantropi, kepercayaan bahwa manusia Bisa mejelma menjadi binatang tertentu menyebar di nusantara.

Kebudayaan Nasional. Menurut Sudut Pandang Ki Hajar Dewantara mengenai kebudayaan nasional yang katanya “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Faham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, bahasa nasional. Sebelum Sumpah Pemuda (1928), Indonesia terdiri dari macam-macam “bangsa” yang sebenarnya hanya ditingkat suku bangsa. Setelah itu dengan cara berangsur makin kuat rasa kebangsaan Indonesia (Indonesia Raya), sehingga waktu Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945), sudah dinyatakan bahwa proklamasi tersebut dilakukan atas nama bangsa Indonesia oleh Soekarno-Hatta.

Koentjaraningrat menyebutkannya “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal Bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”.pengertian yang dimaksudkan itu sebenarnya lebih berarti, bahwa puncak-puncak kebudayaan daerah atau kebudayaan suku bangsa yang bermutu tinggi dan menimbulkan rasa bangga untuk orang Indonesia bila ditampilkan untuk mewakili negara (nation). Misalnya: tari Bali, di samping orang Indonesia merasa bangga Sebab tari itu dikagumi di negeri, seluruh dunia juga mengetahuinya. Bali itu letaknya di Indonesia jadi kesenian itu dari Indonesia. Dalam hal ini juga berlaku untuk cabang-cabang kesenian lain untuk berbagai suku bangsa di Indonesia.

Dengan beribu-ribu gugus kepulauan, beraneka ragam Hartah serta keunikan kebudayaan, menjadikan masyarakat Indonesia yang hidup diberbagai kepulauan itu mempunyai ciri dan coraknya masing-masing. Hal tersebut membawa karena di adanya perbedaan latar belakang, kebudayaan, corak kehidupan, dan termasuk juga pola pemikiran masyarakatnya. Fenomena ini menyebabkan Indonesia terdiri dari masyarakat yang beragam latar belakang budaya, etnik, agama yang merupakan Hartah budaya nasional dengan Perkataan lain Bisa dikatakan sebagai masyarakat multikultural.

dengan cara fisik penduduk Indonesia dibagi menjadi beberapa golongan :

· Golongan orang Papua Melanosoid. Golongan penduduk ini bermukim di pulau Papua, Kei, dan Aru. Mereka mempunyai ciri fisik seperti rambut keriting, bibir tebal, dan berkulit hitam.

· Golongan orang Mongoloid. Berdiam di sebagian besar kepulauan Indonesia, khususnya di kepulauan Sunda Besar (kawasan Indonesia barat), dengan ciri-ciri rambut ikal dan lurus, muka agak bulat, kulit putih hingga sawo matang.

· Golongan Vedoid, antara lain orang-orang Kubu, Sakai, Mentawai, Enggano, dan Tomura, dengan ciri-ciri fisik bertubuh relatif kecil, kulit sawo matang, dan rambut berombak.

Dari perbedaan golongan tersebut, ada pola sistem yang khas dari bangsa Indonesia. Untuk kebudayaan nasional Bisa dihubungkan dengan kebudayaan timur yang menjadi dasar landasan kebudayaan daerah. Kebudayaan nasional Bisa dilihat dari pola sistem hidup masyarakatnya, seperti sifat keramah-tamahan, kekeluargaan, kerakyatan, kemanusiaan dan gotong royong. Sifat-sifat inilah yang Bisa dilihat dari kebudayaan nasional yang dilihat oleh bangsa lain sebagai ciri kebudayaan Indonesia. Meskipun gotong royong setiap daerah istilahnya berbeda, akan tetapi dengan cara pengertian sama artinya. Bangsa Indonesia mempunyai peribahasa berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, sama rata sama rasa. Ungkapan ini mencerminkan bangsa Indonesia sejak dulu menjunjung tinggi kebersamaan dalam melaksanakan pekerjaan, dan menikmati hasilnya

Load Comments

Subscribe Our Newsletter

Notifications

Disqus Logo