Buktikan! Kita Bukan Kutu dalam Korek Api Yang Wajib Kita Tau - Belajar Pajak | Sejarah dan Sosial Budaya

Belajar Pajak | Sejarah dan Sosial Budaya

Situs Personal Berbagi Ilmu Pajak dan Sejarah Indonesia


Artikel Buktikan! Kita Bukan Kutu dalam Korek Api ini khusus didedikasikan untuk kita, tapi sebelum membahasnya, tidak Bisa dipungkiri : Semboyan Indonesia gemah ripah lojinawi bukan sekedar lelucon warisan. Betul sekali Indonesia pernah menemui masa kejayaan di jaman kerajaan2 dahulu. Indonesia ini negara dengan sumber alam yg kaya tapi belum digunakan untuk kepentingan rakyat. Coba kita bayangkan bila Berikan otonomi seluas luasnya tiap daerah untuk mengatur dan mengelola sumberdaya sendiri. Tidak boleh mengirim TKI untuk tenaga buruh dan pembantu. Beri pendidikan profesional dulu. Maka Indonesia akan cepat berkembang. Sebelum membahas Buktikan! Kita Bukan Kutu dalam Korek Api, Ingatlah bila Itu semua akan terlaksana bila kita membayar pajak dengan bagus.

Buktikan! Kita Bukan Kutu dalam Korek Api


Kepala KPP Pratama Bandung Cibeunying Andi Setiawan, saat memaparkan hasil Rapimnas X DJP, Selasa (08/11/2017)
Info Pajak – Kepala KPP Pratama Bandung Cibeunying Andi Setiawan memaparkan hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) X Direktorat Jenderal Pajak (DJP) kepada para pegawai KPP Pratama Bandung Cibeunying, Selasa, (08/11/2017).


Dalam paparannya, Andi menyampaikan poin-poin yang disampaikan oleh Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Menurutnya, di tahun 2015, pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata 4,7 persen, akan tetapi World Bank menyampaikan bahwa negara Indonesia termasuk delapan besar terbaik di atas Inggris dan Prancis. Kondisi seperti itulah yang menyebabkan negara-negara lain iri terhadap Indonesia yang mempunyai sumber alam, makanan dan energi berlimpah, sehingga Bisa menimbulkan ancaman dari luar. Ancaman-ancaman tersebut hanya Bisa ditangkal dengan persatuan seluruh elemen bangsa.

Melihat sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, para pendahulu kita berjuang di masing-masing daerah untuk melawan para penjajah (perang kedaerahan), namun tidak sukses. Hingga munculnya gerakan “Kebangkitan Nasional” tanggal 20 Mei 1908 oleh Dr. Soetomo, dilanjutkan dengan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, yang menyatakan bahwa kita “Bertanah air, berbangsa dan berbahasa satu, Indonesia”, kita ber-Bhineka Tunggal Ika, dan akhirnya kemerdekaan Bisa kita capai tanggal 17 Agustus 1945.

Kepada seluruh pegawai Direktorat Jenderal Pajak, Panglima TNI mengingatkan untuk selalu setia dan berjuang untuk pencapaian penerimaan pajak yang optimal, guna mewujudkan pemerataan pembangunan Indonesia yang lebih kuat dan maju.

Lebih lanjut, Andi juga menyampaikan pesan-pesan yang disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Menkeu mengapresiasi terhadap seluruh jajaran DJP Sebab telah berusaha untuk mencoba mengamankan penerimaan negara.

Kendati demikian, Menkeu mengatakan, kalau penerimaan negara masih jauh dari yang diharapkan. Hal itu dilihat dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), yang menilai bila perekonomian RI menemui pelemahan.

Oleh karenanya, bila dilihat dari dasar pertumbuhan ekonomi yang masih lemah, maka penerimaan rutin wajib diamankan serta ekstra effort yang wajib ditingkatkan. Gunakan seluruh data yang ada, hitungan wajib berdasarkan data. Jangan hingga ada angka tapi tidak ada dasar hitungannya. Itu namanya nujum.

Andi mengarahkan upaya pengamanan penerimaan pajak 2017 yang saat ini tinggal menyisakan waktu kurang dari dua bulan.

“Optimalkan segala potensi yang ada. Dulu mungkin kita berfikir bahwa kenaikan target lebih dari 50% itu hal yang sulit kita capai, namun ternyata pertumbuhan kita saat ini lebih dari 70%, itu artinya pikiran kita sendiri yang membatasi kita,” ujarnya.

“Bapak ibu tahu kutu?”, tanya Andi.

Kutu yaitu binatang yang mampu melompat 300 kali tinggi tubuhnya. Namun, apa yang terjadi bila ia dimasukkan ke dalam suatu kotak korek api kosong lalu dibiarkan disana selama satu hingga dua minggu? Hasilnya, kutu itu sekarang hanya mampu melompat setinggi kotak korek api aja! Kemampuan fantastisnya Bisa melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba-tiba hilang.

Ini yang terjadi. saat kutu itu berada di dalam kotak korek api ia mencoba melompat tinggi. Tapi ia terbentur dinding kotak korek api. Ia mencoba lagi dan terbentur lagi. Terus begitu sehingga ia mulai ragu akan kemampuannya sendiri.

Sang kutu mulai berpikir, “Sepertinya kemampuan saya melompat memang hanya segini.” setelah itu loncatannya disesuaikan dengan tinggi kotak korek api. Aman. Dia tidak membentur. Saat itulah dia menjadi sangat yakin, “Nah benar kan? Kemampuan saya memang cuma segini. Inilah saya!”

saat kutu itu sudah dikeluarkan dari kotak korek api, dia masih terus merasa bahwa batas kemampuan lompatnya hanya setinggi kotak korek api. Sang kutu pun hidup seperti itu hingga akhir hayat. Kemampuan yang sesungguhnya tidak tampak. Kehidupannya telah dibatasi oleh mindset korek api yang ia ciptakan sendiri.

“Sesungguhnya di dalam diri kita juga banyak kotak korek api. bila potensi yang sesungguhnya ingin muncul, maka wajib take action untuk menembus kotak korek api itu. Buktikan! Kita bukan kutu dalam korek api”, ujarnya memotivasi.

Dalam IHT tersebut disampaikan pula strategi untuk mengamankan penerimaan pajak tahun 2017 dengan memanfaatkan teknologi informasi yang tersedia.

Kepala Seksi Waskon III Suprianto memaparkan terkait pemanfaatan aplikasi pengawasan wajib pajak yang diberi nama "masuper" (Mapping & Manajemen Surat Perkantoran) dan Aplikasi Profil Wajib Pajak berbasis Web. Diharapkan dengan penggunaan aplikasi-aplikasi tersebut Bisa melonjakkan pengawasan WP sehingga target penerimaan yang diamanatkan Bisa tercapai.

Buktikan! Kita Bukan Kutu dalam Korek Api Yang Wajib Kita Tau


Artikel Buktikan! Kita Bukan Kutu dalam Korek Api ini khusus didedikasikan untuk kita, tapi sebelum membahasnya, tidak Bisa dipungkiri : Semboyan Indonesia gemah ripah lojinawi bukan sekedar lelucon warisan. Betul sekali Indonesia pernah menemui masa kejayaan di jaman kerajaan2 dahulu. Indonesia ini negara dengan sumber alam yg kaya tapi belum digunakan untuk kepentingan rakyat. Coba kita bayangkan bila Berikan otonomi seluas luasnya tiap daerah untuk mengatur dan mengelola sumberdaya sendiri. Tidak boleh mengirim TKI untuk tenaga buruh dan pembantu. Beri pendidikan profesional dulu. Maka Indonesia akan cepat berkembang. Sebelum membahas Buktikan! Kita Bukan Kutu dalam Korek Api, Ingatlah bila Itu semua akan terlaksana bila kita membayar pajak dengan bagus.

Buktikan! Kita Bukan Kutu dalam Korek Api


Kepala KPP Pratama Bandung Cibeunying Andi Setiawan, saat memaparkan hasil Rapimnas X DJP, Selasa (08/11/2017)
Info Pajak – Kepala KPP Pratama Bandung Cibeunying Andi Setiawan memaparkan hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) X Direktorat Jenderal Pajak (DJP) kepada para pegawai KPP Pratama Bandung Cibeunying, Selasa, (08/11/2017).


Dalam paparannya, Andi menyampaikan poin-poin yang disampaikan oleh Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Menurutnya, di tahun 2015, pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata 4,7 persen, akan tetapi World Bank menyampaikan bahwa negara Indonesia termasuk delapan besar terbaik di atas Inggris dan Prancis. Kondisi seperti itulah yang menyebabkan negara-negara lain iri terhadap Indonesia yang mempunyai sumber alam, makanan dan energi berlimpah, sehingga Bisa menimbulkan ancaman dari luar. Ancaman-ancaman tersebut hanya Bisa ditangkal dengan persatuan seluruh elemen bangsa.

Melihat sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, para pendahulu kita berjuang di masing-masing daerah untuk melawan para penjajah (perang kedaerahan), namun tidak sukses. Hingga munculnya gerakan “Kebangkitan Nasional” tanggal 20 Mei 1908 oleh Dr. Soetomo, dilanjutkan dengan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, yang menyatakan bahwa kita “Bertanah air, berbangsa dan berbahasa satu, Indonesia”, kita ber-Bhineka Tunggal Ika, dan akhirnya kemerdekaan Bisa kita capai tanggal 17 Agustus 1945.

Kepada seluruh pegawai Direktorat Jenderal Pajak, Panglima TNI mengingatkan untuk selalu setia dan berjuang untuk pencapaian penerimaan pajak yang optimal, guna mewujudkan pemerataan pembangunan Indonesia yang lebih kuat dan maju.

Lebih lanjut, Andi juga menyampaikan pesan-pesan yang disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Menkeu mengapresiasi terhadap seluruh jajaran DJP Sebab telah berusaha untuk mencoba mengamankan penerimaan negara.

Kendati demikian, Menkeu mengatakan, kalau penerimaan negara masih jauh dari yang diharapkan. Hal itu dilihat dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), yang menilai bila perekonomian RI menemui pelemahan.

Oleh karenanya, bila dilihat dari dasar pertumbuhan ekonomi yang masih lemah, maka penerimaan rutin wajib diamankan serta ekstra effort yang wajib ditingkatkan. Gunakan seluruh data yang ada, hitungan wajib berdasarkan data. Jangan hingga ada angka tapi tidak ada dasar hitungannya. Itu namanya nujum.

Andi mengarahkan upaya pengamanan penerimaan pajak 2017 yang saat ini tinggal menyisakan waktu kurang dari dua bulan.

“Optimalkan segala potensi yang ada. Dulu mungkin kita berfikir bahwa kenaikan target lebih dari 50% itu hal yang sulit kita capai, namun ternyata pertumbuhan kita saat ini lebih dari 70%, itu artinya pikiran kita sendiri yang membatasi kita,” ujarnya.

“Bapak ibu tahu kutu?”, tanya Andi.

Kutu yaitu binatang yang mampu melompat 300 kali tinggi tubuhnya. Namun, apa yang terjadi bila ia dimasukkan ke dalam suatu kotak korek api kosong lalu dibiarkan disana selama satu hingga dua minggu? Hasilnya, kutu itu sekarang hanya mampu melompat setinggi kotak korek api aja! Kemampuan fantastisnya Bisa melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba-tiba hilang.

Ini yang terjadi. saat kutu itu berada di dalam kotak korek api ia mencoba melompat tinggi. Tapi ia terbentur dinding kotak korek api. Ia mencoba lagi dan terbentur lagi. Terus begitu sehingga ia mulai ragu akan kemampuannya sendiri.

Sang kutu mulai berpikir, “Sepertinya kemampuan saya melompat memang hanya segini.” setelah itu loncatannya disesuaikan dengan tinggi kotak korek api. Aman. Dia tidak membentur. Saat itulah dia menjadi sangat yakin, “Nah benar kan? Kemampuan saya memang cuma segini. Inilah saya!”

saat kutu itu sudah dikeluarkan dari kotak korek api, dia masih terus merasa bahwa batas kemampuan lompatnya hanya setinggi kotak korek api. Sang kutu pun hidup seperti itu hingga akhir hayat. Kemampuan yang sesungguhnya tidak tampak. Kehidupannya telah dibatasi oleh mindset korek api yang ia ciptakan sendiri.

“Sesungguhnya di dalam diri kita juga banyak kotak korek api. bila potensi yang sesungguhnya ingin muncul, maka wajib take action untuk menembus kotak korek api itu. Buktikan! Kita bukan kutu dalam korek api”, ujarnya memotivasi.

Dalam IHT tersebut disampaikan pula strategi untuk mengamankan penerimaan pajak tahun 2017 dengan memanfaatkan teknologi informasi yang tersedia.

Kepala Seksi Waskon III Suprianto memaparkan terkait pemanfaatan aplikasi pengawasan wajib pajak yang diberi nama "masuper" (Mapping & Manajemen Surat Perkantoran) dan Aplikasi Profil Wajib Pajak berbasis Web. Diharapkan dengan penggunaan aplikasi-aplikasi tersebut Bisa melonjakkan pengawasan WP sehingga target penerimaan yang diamanatkan Bisa tercapai.
Load Comments

Subscribe Our Newsletter

Notifications

Disqus Logo